27 Mei 2009

Terlelap di 5,9 SR (1)

Harusnya tulisan ini dipost kemarin, tanggal 27 mei 2009. Tapi karena belum sempat, jadinya baru bisa nulis sekarang. Kenapa tanggal itu begitu ‘istimewa’? ya karena pada tanggal tersebut adalah memori yang tidak mungkin terlupakan bagi anak-anak nusa indah, hari dimana untuk pertama kalinya kami merasakan bagaimana Jogja diporak porandakan oleh kekuatan 5,9 SR. hari itu tepat 3 tahun yang lalu.

Saat itu Jogja memang sedang dihangatkan oleh berita sedang bergejolaknya gunung Merapi yang akan diprediksi meletus kembali. Hampir semua pikiran tertuju kesana. Tidak ada yang menduga bahwa bencana ternyata akan datang justru dari arah sebaliknya, selatan. Sebuah gempa bumi yang telah meluluh lantakkan kawasan Bantul dan sekitarnya.

Hari itu, kurang lebih pukul 6 pagi, saat aku sedang terlelap dalam tidurku, karena lembur semalam untuk menyelesaikan skripsiku, bencana itu datang. Kurang lebih semenit aku belum menyadari getaran yang sangat dahsyat. Sampai aku terhenyak,..astagfirullah, ini bukan mimpi, dalam sekejap aku berlari keluar kamar, pintu-pintu kamarku dan pintu pagar pun sampai rusak karena kudobrak paksa, karena saat itu sedang terkunci. Sudah tidak ada pikiran lagi untuk mencari-cari kunci, yang penting dapat keluar kamar secepat mungkin.

Saat itu aku melihat teman-teman belum menyadari bencana yang menghampirinya, karena aku yang pertama keluar kos, sampai beberapa saat kemudian, mulai menyusul satu persatu. Aku melihat tanah ini seperti bergelombang, tiang-tiang listrik seperti menari, disertai suara gemuruh yang sangat menakutkan. Berulang kali aku menyebut nama Allah.

Hampir kurang lebih 3-4 menit gempa itu terjadi, sampai semuanya tenang kembali. Masih ada beberapa gempa kecil susulan yang datang. Aku bersama wawan, dan fahmi, kemudian menenangkan diri di burjo, sebuah warung kopi didekat kos kami. Kami saling bercerita apa yang terjadi. Sambil bercanda aku kemudian bertanya bagaimana bila kemudian terjadi tsunami? Hahaha, yah mungkin anak-anak kos akan memanfaatkan tangki penampungan air di kos kami untuk menyelamatkan diri, hehe.

Hampir setengah jam kami mengobrol di warung. Sampai ketika kami kembali ke kos, berita mengejutkan kami dengar, berita yang membuat bulu kuduk kami merinding, melihat orang-orang yang awalnya berjalan ke arah selatan, semuanya berbalik ke arah utara, sambil berteriak-teriak, panik.., suasana kembali mencekam

-bersambung-

ombe

0 komentar:

Posting Komentar