6 Apr 2009

Kembang itu bernama Bunga (2)

Kemaren sampai mana?, oya..trusss, detik..detik..detik.., semakin berlalu. Semakin banyak alasan aja aku main ke rumah. Mulai dari beli rokok, beli minum, beli tisu (yang udah jelas-jelas ga perlu), dan semakin sering kita bertemu semakin akrab juga aku dan Bunga tuk saling mengenal, dan kita pun semakin asyik bercerita. Akhirnya aku dapatkan juga nomor hapenya. Fiuuhh.., sepertinya saat itu aku lupa dengan statusku yang udah ga single lagi, bodo amat sama penjaga warung makan sebelah kos yang bahenol juga. Sepertinya anak kos yang mengerti akan hal ini cuma si fahmi brandals itu deh. Soalnya yang sering dikos saat itu ya cuma si fahmi.

Suatu hari si bunga ini bercerita kalau dia ingin belajar naik mobil. “wah kesempatan emas untuk semakin dekat dengan si bunga nih, hehe”, pikirku. Tanpa berpikir lama akupun menyanggupi untuk menemaninya menjadi navigator berkeliling keliling kota Jogja sambil menaiki mobilnya bapak kos. Kapan lagi coba, bisa naik mobilnya bapak kos sambil ditemeni cewek manis, belum ada tuh anak kos yang sampe berani-berani make properti bapak kos, kecuali kamar kos itu sendiri. Hampir tiap hari saat itu aku keluar bersama si bunga, ya belajar mobillah, beli ini, beli itu, sampai jemputin anak bapak kos di sekolahnya. Rasanya udah kayak orang yang pacaran aja (padahal ngarep, hehe), tapi kalau diinget inget lagi dia adiknya bapak kos, rasanya ga mungkin deh, apalagi mengingat statusku yang lagi in relationship.

Tak terasa waktu 2 bulan kita semakin habis, anak-anak kos masih asyik bercinta dengan dinding-dinding kamarnya, akupun melewati hari-hariku dengan si bunga, sampai terdengar kabar bahwa pasal 1 tadi akan berlaku kembali, artinya bapak kos tidak lama lagi akan kembali, dengan gelar baru yaitu pak Haji kos. Saat itu aku diminta menjemput bapak kos dan istrinya, beserta bunga, ibunya, dan anak-anaknya dalam satu mobil (aku sendiri heran, kenapa bisa sejauh ini ya), tapi ya udahlah, ga ada salahnya ikut, siapa tahu malah bisa membangun hubungan yang lebih baik kedepannya (dengan bapak kos lo, bukan dengan bunga, jangan salah paham ya bro).

Singkat cerita, suatu hari ketika aku hendak membeli si Lucky Strike kembali, tiba-tiba ibu kos menanyakan sesuatu padaku. “ibu denger ada gosip ya bunga itu lagi deket sama salah satu penghuni kos, siapa ya?”, tanyanya kepadaku. Jreeeng….! Entahlah apa yang akan aku jawab, udah kaget, bingung, serba salah mau jawab. Ternyata aku dengar kabar bahwa mertuanya ibu kos, alias ibunya si bunga yang bercerita kalau ada anak kos depan yang baik anaknya (aduh, jadi GR bos), (pasti wawan mo bilang “brengsek kau om!”, fahmi, “kancut kamu om”, bimo, “mati aja kau om”, hahaha, biasa kata-kata orang sirik). Akhirnya akupun mengklarifikasi semuanya, termasuk sama si bunga. Aku tidak ingin bermain main dengan perasaan, karena hubungannya dengan bapak kos bos.

Makin hari, makin jarang kini aku berhubungan dengan si bunga lagi. Dia udah ga tinggal dirumah bapak kos lagi, dan sibuk dengan aktifitasnya mengajar di salah satu perguruan tinggi di Jogja, akupun kembali dengan aktifitasku, tetap menjaga hubunganku dengan cewekku, sambil kembali nongkrongin mbak penjaga warung sebelah yang semakin bahenol. Parrraahhhh..

Sekelumit kisah kembang yang pernah merekah di nusa indah 24, yap…kembang itu bernama Bunga.

-ombe-

5 Apr 2009

Kembang itu bernama Bunga (1)

Kisah ini berada dikisaran awal tahun 2005, lebih tepatnya saat musim haji tiba. Saat itu bapak kos kita beserta istrinya, yaitu ibu kos kita (pastilah yaa), turut menunaikan ibadah haji tersebut. Kabar gembira ini pun dengan cepat menyebar ke telinga telinga para penjahat kelamin penghuni kos nusa indah 24. Tapi bukan senang karena bapak dan ibu kos akan bergelar Haji, atau senang membayangkan akan mendapat oleh-oleh dari tanah Arab sana, tapi karena kos kita akan bebas selama 2 bulan dari pasal 1 yang membahas tentang perkelaminan bos!! (ini waktu yang sangat lama bagi kita, makanya diatas tadi saya sebut sebagai kesenangan para penjahat kelamin).

Dinding dinding kamar itu pun seakan berdendang kembali, tapi syukurlah dia hanya diam membisu melihat adegan-adegan yang layak sensor dari para aktor mesum yang sedang merayakan hari kemerdekaannya. Tapi merdeka pun, tak sepenuhnya merdeka. Ibarat perang, selesai Inggris, masih ada Jepang, belum lagi meneer-meneer Belanda. Sama saja dengan kita, ternyata sebelum hari keberangkatannya, bapak kos telah mengutus adiknya, sebut saja Bunga (nama telah disamarkan -red-), dan ibunya untuk tinggal dirumahnya sambil mengawasi tingkah laku anak kos. Huft…, apalagi ini. Akankah perang will begin again?? Atau mereka bisa diajak cincay cincay sikiklah?? Semacam MoU (Memory of Understanding mas singkatannya, maklum anak anak kita masih banyak yang katrok).


Awal perkenalan aku dengan Bunga terjadi dirumah bapak kos (kok malah kayak berita-berita kriminal ya..). biasalah, mencari sebungkus Lucky Strike (not sponsored). Saat itu kupikir adalah si Alvin, anak bapak kos yang mulai beranjak ranum, yang meladeniku. “Lumayan manis sih”, pikirku. Tapi ternyata, lama kelamaan aku baru mengerti kalo dialah yang bernama Bunga, adik bapak kos. What the f***!!!, untuk ukuran seorang adik dari bapak kos, dia masih sangat muda, mana putih, pokoknya gitu deh. Truuss..
Eh bro, sori kebetulan aku ada acara dulu, tar disambung lagi nulisnya

-ombe-